Perdagangan Eceran
dan Bisnis Besar
MAKALAH
Nama kelompok:
1.
Supriyani 130810201041
2.
Tantik Dahlia 130810201048
3.
ridho
4.
Zazilatul mu’mila 130810201072
5.
Nurul Khasanah 130810201075
6.
Indra Koerniawan 130810201080
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAR EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
2014
KATA PENGANTAR
Atas nama Alloh Maha Pengasih lagi
Maha penyayang, kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nyakarena rahmat taufik
serta hidayahnya, kami bias
menyelesaikan makalah manajemen pemasaran kami yang berjudul “pasar konsumen dan perilaku membeli”
dengan lancer.
Dalam pembuatan makalah manajemeen
pemasaran ini ,kami dibantu oleh berbagai pihak sehingga kesulitan yang kami
hadapi dalam proses pembuatan makalah ini bias diatasi dengan baik dan selesai
pada waktu yang telah ditenrukan. Tak luput Kami mengucapkan terima kasih
atas berbagai pihak yang telah membantu
kami dalam proses pembuatan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah manajemen
pemasaran ini, kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dari segi bahasa
maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu, kami membuka tangan kepada para
pembaca untuk memberikan kritik serta saran untuki memperbaiki makalah ini
supaya lebih baik.
Kami berharap makalah manajemen
pemasaran ini, bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca, serta menjadi
inspirasi untuk mengembangkan pengetahuan pembaca tentang pasar konsumen dan perilaku membeli
dalam kehidupan sehari-hari.
Jember, 24 agustus 2014
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Dalam
pemasaran diperlukan adanya di susun atau dibentuk sebuah tujuan yang harus
dicapai. Tujuan pemasaran itu sendiri adalah untuk mempengaruhi pemikiran
pelanggan dan perilakunya terhadap organisasi dan penawaran pasarnya.
Istilah
pasar banyak diartikan secara beda sesuai dengan sudut pandang penglihatan.
Disini, kebutuhan dan keinginan konsumen mengawali kehadiran produk yang dapat
memenuhinya. Hal tersebut, terungkap melalui jembatan penyebrangan motivasi dan
kemampuan membeli yang dimiliki konsumen. Akan tetapi, tidak diingkari
kondisinya bervariasi yang tercengkram perubahan. Kegenerikan produk, jenis
produk, tingkatan produk, dan persaingan merek memberikan pertolongan kita
untuk menentukan pasar. Pasar yang ditentukan dengan cara demikian, tergores
garis batas jelas tujuan, keberadaan alternatif, serta daya lenting terhadap
aksi dobrakan perubahan.
Pelanggan
mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun bertindak sebaliknya.
Pelanggan mungkin tidak memahami motivasi mereka yang lebih dalam. Pelanggan
mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit – menit
terakhir perusahaan prosuk, tetap mendapat laba dari memahami bagaimana dan
mengapa pelanggan memebeli. Tidak adanya pemahaman terhadap motivasi kebutuhan
dan kesukaan/prefensi pelanggan anda jelas bias merusak pada tahap selanjutnya.
Mempelajari konsumen akan memberikan petunjuk bagi pengembanagan produk baru,
keistimewaan produk, harga, saluran pemasaran, pesan iklan dan elemen baru
pemasaran lainnya.
Analisis
Pasar Konsumen dan Perilaku Pembeli Apakah yang mempengaruhi perilaku konsumen?
Oleh
karena itu penulis menentukan judul “Pasar konsumen dan perilaku pembeli “ pada
pembuatan makalah ini dan memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Manajemen
Pemasaran.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana
karakteristik pembeli memengaruhi perilaku pembeli?
2.
Bagaimana Proses psikologis utama apa yang memengarui
tanggapan konsumen terhadap program pemasaran?
3.
Bagaimana para pembeli membuat keputusan pembelian?
4.
Bagaimana pemasar menganalisis pengambilan keputusan
konsumen?
1.3 MANFAAT
PENULIS
1.
Bagi pembaca
Makalah ini bisa
menjadi inspirasi serta memperbanyak wawasan mengenai peran konsumen dan
perilaku pembeli secara luas
2.
Bagi pelajar
Makalah ini bisa
menambah ilmu serta mempermudah pelajar untuk memahami secara mudah mengenai
peran konsumen dan perilaku pembeli
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
APA YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
1.
FAKTOR BUDAYA
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar.
Anak-anak yang sedang bertumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi,
prefensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lain.
Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya/sub-kultur yang lebih
menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya.
a.
Sub budaya
Sub budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan
wilayah geografis. Ketika subkuntur
menjadi lebih besar dan cukup makmur, perusahaan sering merancang program
pemasaran secara khusus untuk melayani mereka.
Meskipun konsumen pada Negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan
nilai,sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis.
b.
Kelas Sosial
Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif
homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya
menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial menunjukkan
prefensi atas produk dan merek yang berbeda-beda disejumlah bidang yang
mencakup pakaian, perabot rumah tangga, kegiatan waktu luang dan mobil dan
lain-lain.
2.
FAKTOR SOSIAL
Perilaku konsumen oleh faktor-faktor sosial, dimana
faktor-faktor sosial dipengaruhi oleh:
a.
Kelompok acuan
Kelompok acuan adalah seseorang yang terdiri dari semua yang
memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku orang tersebut.
b.
Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan
primer yang paling berpengaruh. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan
pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda.
Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang
melibatkan restoran fast food.
c.
Peran dan Status
Seseorang yang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang
hidupnya seperti keluarga, klub, organisasi, kedudukan orang itu
dimasing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan statusnya.
Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Tiap
peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan
oleh masyarakat
3.
FAKTOR RIBADI
1.
Usia dan Tahap Siklus Hidup
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring
dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi
seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life
cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan
oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam
umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang
membeli produk atau servis.
2.
Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi
Pekerjaan sesesoag juga mempengaruhi pola konsumsinya. Para
pemasar berusaha mengdentifikasikan kelompok pekerja yan mmiliki minat di atas
rata-rata terhadap produk dan jasa mereka. Pilihan produk sangat dipengaruhi
oleh keadaan ekonomi seseorang seperti penghasilan yang dapat dibelanjakan,
tabungan dan aktiva, utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap
kegiatan berbelanja atau menabung.
3.
Kepribadian dan Konsep Diri
Masing-masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang
berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Keperibadian disini adalah ciri bawaan
psikologis manusia yang khas yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten
dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Tiap orang memiliki
gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan
konsep diri tersebut. Para konsumen sering memilih dan menggunakan merek yang
memiliki kepribadian merek yang konsisten dengan konsep-diri-aktual mereka sendiri,
walaupun dalam kasus yang sama pencocokan mungkin didasarkan pada konsep-diri
ideal atau bahkan konsep-diri orang laindan bukan ciri-ciri aktual.
4.
Gaya Hidup dan Nilai
Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan
pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda. gaya hidup
adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan
opininya. Gaya hidup sebagian dibentuk oleh apakah konsumen itu dibataasi uang
atau dibatasi waktu.
Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu
sistem kepercayaan yang melandasi sikap dan perilaku konsumen. Nilai inti itu
jauh lebih dalam daripada perilaku atau sikap, dan pada dasarnya menentukan
pilihan dan keinginan orang dalam jangka panjang.
2.2
PROSES PSIKOLOGIS UTAM YANG MEMENGARUHI TANGGAPAN KONSUMEN TERHADAP PROGRAM
PEMASARAN
Satu perangkat proses psikologis
berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses
keputusandan keputusan pembelian. Tugas pemasaran adalah memahami apa yang
terjadi dalam keadaan konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dan
keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis pentingya itu motivasi,
persepsi, pembelajaran dan memori secara fundamental memengaruhi tanggapan
konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.
1.
Motivasi
Berbagai
kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis
seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang lain bersifat psikogenis,
kebutahan itu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan,
penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok.
TEORI
FREUD, mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku manusia
sebagian besar tidak disadari bahwa seseorang tidak dapat sepenuhnya memahami
motivasi dirinya. Ketika seseorang mengamati merek-merek tertentu, ia akan
bereaksi tidak hanya pada kemampuan yang terlibat nyata pada merek-merek
tersebut melainkan juga petunjuk (clues) lain yang samar.
TEORI
MASLOW menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu
tertentu. Mengapa seseorang menghabiskan waktu dan tenaga yang besar untuk
mendapatkan keamanan pribadi, sedangkan orang lain untuk mendapatkan
penghargaan sesama? Jawaban Maslow adalah karena kebutuhan manusia tersusun
dalam hierarki dari yang paling mendesak sampai yang paling kurang mendesak.
Berdasarkan urutan tingkat kepentingannya, kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah
kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan,
dan kebutuhan aktualisasi diri.
TEORI
HERZBERG, mengembangkan teori dua faktor yang membedakan dissatisfier (faktor yang menyebabkan
ketidakpuasan) dan satisfier (faktor
yang menyebabkan kepuasan). Teori motivasi Herzberg memiliki dua implikasi.
Pertama, para penjual harus berusaha sebaik-baiknya menghindari dissatisfier.
Kedua, para pabrikan harus mengidentifikasi satisfier atau motivator utama
pembelian di pasar dan kemudian menyediakan faktor satisfier itu.
2.
PERSEPSI
Persepsi
adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasikan dan
menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang
memiliki arti. Dalam pemasaran persepsi itu lebih penting dari pada realitas,
karena persepsi itulah yang akan memengaruhi perilaku actual konsumen. Orang
dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena tiga proses
persepsi: perhatian seleksi, distorsi selektif dan ingatan selektif.
Perhatian Selektif
Rangsangan yang disaring kemudian
diproses dari berbagai pengaruh media pemasaran dinamakan perhatian selektif.
1.
Orang cenderung memerhatikan rangsangan yang
berhubungan dengan kebutuhanya saat ini.
2.
Orang cenderung memerhatikan rangsangan yang mereka
antisipasi.
3.
Orang cenderung memerhatikan rangsangan yang terdeteksi
besar terhadap ukuran rangsangan normal.
Distorsi Selektif
Distorsi selektif adalah
kecenderungan menafsirkan informasi sehingga sesuai dengan pra-konsepsi kita.
Ingatan Selektif
Adanya ingatan selektif membuat
orang cenderung mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang
kitasukaidan melupakanhal-hal yang disebutkan produk pesaing.
Persepsi
Subliminal
Mekanisme persepsi selektif menuntut
keterlibatan dan pemikiran aktif pihak konsumen.
3.
PEMBELAJARAN
Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman. Ahli teori pembelajaran yakin bahwa pembelajaran
dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat
bertindak, tanggapan dan penguatan.
Pendorong adalah rangsangan internal kuat yang mendorong
tindakan. Isyarat adalah rangsangan kecil yang menentukan kapan, dimana, dan
bagaimana tanggapan seseorang.
4.
MEMORI
Suatu informasi dan pengalaman yang dihadapi orang ketika
mereka mengarungi hidup dapat berakhir dalam memori jangka panjang.
Pemasaran dapat terlihat meyakinkan bila para konsumen
memiliki jenis pengalaman produk dan yang tepat seperti struktur pengenalan
merek yang diciptakan dan dipertahankan dalam memori.
2.3 PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI MODEL LIMA TAHAP
1.
Pengenalan Masalah
Proses
pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan
tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal, seperti rasa lapar dan
haus maupun rangsangan eksternal,
misalnya mengagumi mobil baru milik tetangganya.
Para pemasar perlu
mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan
informasi dari sejumlah konsumen. Kemudian mereka dapat menyusun strategi
pemasaran yang mampu memicu minat konsumen. Ini sangat penting pada pembelian
dengan kebesasan memilih (discretionary). Misalnya pada barang-barang mewah,
dan paket hiburan. Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli
potensial memberikan pertimbangan yang serius.
2.
Pencarian Informasi
Konsumen yang
terangsang akan kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih
banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan. situasi pencarian
informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini,
orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level
selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari informasi: mencari bahan
bacaan, menelepon teman dan mengunjungi
toko untuk mempelajari produk terrtentu.
Sumber informasi konsumen digolongkan
ke dalam empat kelompok berikut ini.
- Sumber pribadi. keluarga, teman, tetangga, kenalan
- Sumnerber komersial. iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan ditoko
- Sumber publik, media massa, organisasi penentu peringkat konsumen
- sumber pengalaman. Penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk
3.
Evaluasi Alternatif
tidak
ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen dalam
semua situasi pembelian.terdapat beberapa proses evaluasi konsumen sebagai
proses ynag berorientasi kognitif. Yaitu model yang menganggap konsumen
membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional.
Beberapa konsep dasar
akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen
berusaha memeenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari
solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai
sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat
yang digunakan. Untuk memuaskan kebutuhan itu.atribut yang diminati oleh
pembeli berbeda-beda bergantung jenis produknya.misalnya kamera, ketajaman gambar,
kecepatan kamera, ukuran kamera.
4.
Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi,
para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan
pilihan.konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling
disukai. Dalam beberapa kasus, konsumen bisa megambil keputusan untuk tidak
secara formal mengevaluasi setiap merek. Dalam kasus lain, faktor-faktor yang
mengintervensi bisa memengaruhi keputusan final.
Konsumen
tidak harus memanfaatkan satu jenis aturan pilihan dalam mengambil keputusan.
Dalam beberapa kasus, mereka memanfaatkan satu strategi keputusan berdasarkan
fase yang menggabungkan dua atau lebih aturan keputusan. Contoh, mereka mungkin
menggunakan kaidah keputusan nonkompensasi, seperti pengalaman konjungtif untuk
mengurangi jumlah pilihan merejsampai ke satu jumlah yang lebih dapat ditangani
dan kemudian mengevaluasi merek yang masih ada.
5.
Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian,
konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memerhatikan fitur-fitur
tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek
lain. Tugas pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca
pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian
- Kepuasan pasca pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuai harapan pembeli produ dengan kinerjayang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Para konsumen membentuk harapan mereka berdasarkan [pesan yang diterima dari para penjual, teman, dan sumber-sumber informasi lain.
- Tindakan pasca pembelian, Kepuasan dan ketidak puasan terhadap produk akan memengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jiaka puas, ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk kembali membeli produk tersebut.
- Pemakaian dan pembuangan pascapembelian. Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk tertentu. Pendorong utama frekuensi penjualan adalah tingkat konsumsi produk. Satu peluang potensial untuk meningkatkan frekuensi penggunaan produk adalah ketika persepsi konsumen atas penggunaan mereka berbeda dan realitas. Konsumen bisa gagal menggantikan produk dengan rentang kehidupan yang relative singkat dalam satu cara yang tepat waktu, karena ada kecenderungan untuk meremehkan kehidupan produk. Satu strategi untuk mempercepat penggantian adalah mengikat tindakan mengganti produk dengan satu liburan tertentu, peristiwa khusus, atau satu waktu dalam setahun.
2.4
TEORI LAIN TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KONSUMEN
1.
TINGKAT KETERLIBATAN KONSUMEN
Keterlibatan
konsumen dapat didefinisikan dari segi tingkat keterlibatan dan pengolahan
aktif yang dilakukan konsumen dalam menanggapi rangsangan pemasaran, misalnya
dari melihat iklan atau mengevaluasi satu produk atau jasa.
a.
Model Kemungkinan Elaborasi, model yang berpengaruh
terhadap perubahan dan pembentukan sikap, menggambarkan bagaimana konsumen
melakukan evaluasi dalam lingkungan keterlibatan, baik yang tinggi maupun
rendah. Terdapat dua sarana pembujukan pada model ini yaitu rute sentral dan
rute periferal. Dimana di dalam rute sentral pembentukan atau perubahan sikap
mencakup banyak pemikiran dan didasarkan pada pertimbangan yang rasional
tentang informasi produk dan jasa. Sedangkan rute periferal dimana didalam
pembentukan atau perubahan sikap mencakup jauh lebih sedikit pemikiran dan
merupakan konsekuensi dari asosiasi merek dengan entah petunjuk sekeliling yang
positif maupun negatif.
b.
Strategi Pasar Keterlibatan Rendah, banyak produk
dibeli pada kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan
antarmerek yang signifikan. Misalnya dalam membeli sebuak produk yang telah
biasa dibeli tidak akan memperhatikan merek atau iklan melainkan karena
kebiasaan, seperti garam. Untuk menambah keterlibatan konsumen maka pemasar
menggunakan media promosi melalui iklan dan pemakaian model serta penambahan perhatian
khusus pada kemasan produk untuk menjadi bahan pertimbangan pembeli.
c.
Perilaku Pembelian yang Mencari Variasi, beberapa
situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah, tetapi
perbedaan antarmerek signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering melakukan
peralihan merek sebagai bentuk usaha evaluasi terhadap berbagai merek yang ada.
Sebagai antisipasi peralihan merek para pemasr melakukan berbagai cara, seperti
dominasi produk untuk mendorong perilaku pembelian karena kebiasaan, memasang
iklan, obral, kupon, serta contoh gratis.
2.
HEURISTIK DAN BIAS DALAM KEPUTUSAN
Heuristik
adalah kaidah ibu jari atau jalan pintas mental dalam proses keputusan.
Heuristik bisa muncul ketika konsumen meramal kemungkinan hasil atau ivent masa
depan.
a.
Heuristik ketersediaan, para konsumen mendasarkan
prediksi mereka pada cepat dan mudahnya contoh hasil tertentu masuk kedalam
pikiran. Jika sebuah contoh masuk pikiran terlalu mudah, konsumen mungkin
menilai terlalu tinggi kemungkinan hasil atau terjadinya satu peristiwa
(event). Contohnya, kegagalan produk terbaru bisa menyebabkan konsumen terlalu
membesar-besarkan kemungkinan gagalnya produk dimasa depan dan membuat dia
lebih cenderung membeli sebuah jaminan produk.
b.
Heuristik representatik, konsumen mendasarkan prediksi
mereka pada seberapa representatif
dengan contoh-contoh lain.
c.
Heuristik penyesuaian dan penjangkauan, konsumen sampai
pada penilaian awal dan kemudian melakukan penyesuaian kesan pertama yang
didasarkan pada informasi tambahan.
3.
AKUNTING MENTAL
Akunting mental, merujuk pada cara yang digunakan konsumen
untuk membuat kode, mengategorisasikan, dan mengevaluasi hasil pilihan
keuangan. Secara formal akunting mental ialah kecenderungan mengateorisasikan
dana atau butir nilai, walaupun tidak ada basis logis untuk pengkategorisasian.
Misalnya, orang sering memisahkan tabungan mereka menjadi rekening-rekening
terpisah untuk memenuhi tujuan yang berbeda walaupun dana dari rekening mana
saja dapat dimanfaatkan untuk tujuan apa saja. Menurut Richard Thaler dari
Chigago, akunting mental didasarkan pada satu perangkat prinsip inti yang
penting:
1)
Konsumen cenderung memisahkan pendapatan.
2)
Konsumen cenderung mengintregasikan kerugian.
3)
Konsumen cenderung mengintregasikan kerugian lebih
kecil pendapatan yang lebih besar.
4)
Konsumen cenderung memisahkan pendapatan kecil dari
kerugian besar.
Teori prospek menegaskan bahwa konsumen membuat
bagan alternatif keputusan dari segi pendapatan dan kerugian sesuai dengan
fungsi nilai. Konsumen umumnya menolak kerugian, mereka cenderung
melebih-lebihkan probabilitas yang sangat rendah dan merendahkan probabilitas
yang sangat tinggi.
4.
MEMBERIKAN PROFIL PADA PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN
Pemasar
dapat belajar tentang tahap-tahap dalam proses pembelian produk mereka dengan
menggunakan beberapa metode.
1)
Metode introspektif, pemasar berpikir tentang bagaimana
mereka sendiri akan bertindak.
2)
Metode retrospektif, pemasar mewancarai sejumlah kecil
pembeli terkini dan meminta mereka mengingat kembali peristiwa-peristiwa khusus
yang membuat mereka akhirnya melakukan pembelian.
3)
Metode prospektif, pemasar menghimpun konsumen yang
berencana untuk membeli produk dan meminta mereka berpikir dan menyampaikan
bagaimana mereka melakukan pembelian.
4)
Metode perspektif, pemasar meminta gambaran tentang
cara ideal pembelian produk kepada konsumen.
Mencoba
memahami perilaku pelanggan dalam hubungan dengan sebuah produk disebut
pemetaan sistem konsumsi pelanggan, siklus aktifitas pelanggan, atau skenario
pelanggan.
BAB III
KESIMPULAN
3.1
KESIMPULAN
Perilaku pembalian konsumen
dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor sosial yang meliputi keluarga, stastus
sosial, asosiasi perdagangan. Faktor budaya yang meliputi budaya, sub budaya
serta kelas sosial di masyarakat. Faktor pribadi dipengaruhi oleh karatekristik
pribadi meliputi usia, kepribadian dan konsep diri serta nilai dan gaya hidup
pembeli. Selain itu perilaku pembeli juga dipengaruhi ole proses psikologis
utama, yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori. Yang secara
fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan
pemasaran.
Untuk memahami keputusan pembelian,
pemasar harus mengidentifikasikan siapa yang membuat dan melakuka input kedalam
keputusan pembelian yaitu dengan cara pengenalan masalah yang dicetuskan oleh
rangsangan internal dan eksternal, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian. Proses pengambilan keputusan
konsumen diliputi oleh tingkat keterlibatan konsumen, heuristic, dan bias dalam
keputusan, akunting mental serta memberikan profil pada proses pengambilan
keputusan.
3.2
SARAN
Sebaiknya
untuk para pemasar dalam melakukan proses pemasaran memperhatikan perilaku konsumen terlebih
dahulu, untuk menyesuaikan target pasar agar tercapai tujuan dari pemasaran itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler,
Philip. Kevin Lane. 1967. Manajemen
Pemasaran Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
makasih kak, sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas. jangan bosen buat posting hal-hal penting dan bermanfaat.
BalasHapus