Senin, 23 Februari 2015

makalah manajemen resiko "penerapan resiko dalam asuransi



Makalah Manajemen Resiko
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSouT4e7hfEJ-kSRXP54RQ01VeZPoTovDBBnhvsmERhVCdke9Ub5gPenerapan Manajemen Resiko dalam Asuransi






                                                           

Nama kelompok:



UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAR EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
2014





KATA PENGANTAR

Atas nama Alloh Maha Pengasih lagi Maha penyayang, kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya karena rahmat taufik serta hidayahnya, kami bias  menyelesaikan makalah manajemen Resiko kami yang berjudul “peranan manajemen resiko dalam asuransi” dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah manajemeen Resiko ini ,kami dibantu oleh berbagai pihak sehingga kesulitan yang kami hadapi dalam proses pembuatan makalah ini bias diatasi dengan baik dan selesai pada waktu yang telah ditenrukan. Tak luput Kami mengucapkan terima kasih atas  berbagai pihak yang telah membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah manajemen resiko ini, kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dari segi bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu, kami membuka tangan kepada para pembaca untuk memberikan kritik serta saran untuki memperbaiki makalah ini supaya lebih baik.
Kami berharap makalah manajemen resiko  ini, bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca, serta menjadi inspirasi untuk mengembangkan pengetahuan pembaca tentang pasar konsumen dan perilaku membeli dalam kehidupan sehari-hari.
Jember, 24 agustus 2014
                                                                                                                                                                                                                                                                        Penyusun

















BAB I
Pendahuluan
1.1  Latar belakang Masalah
Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil ( sedikit ) yang sudah pasti sebagai pengganti (subtitusi) kerugian-kerugian besar yang belum pasti. Asuransi merupakan lembaga keuangan nonbank yang mempunyai peranan yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa yang diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi resiko yang akan terjadi di masa yang akan datang. Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan perusahaan nonasuransi.
Dalam dunia bisnis, banyak sekali resiko yang tidak dapat di prediksi. Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.
Penerapan manajemen risiko oleh sebuah perusahaan asuransi yatu untuk mengidentifikasi risiko-risiko asuransi, mengukurnya, dan mengatasinya pada tingkat toleransi tertentu. Lebih spesifik, manajemen risiko dalam perusahaan asuransi lebih diarahkan untuk mengidentifikasikan risiko, menghilangkan dan megurangi kemungkinan kerugian yang ditimbulkan oleh risiko.
1.2  Rumusan Masalah
 dari latar belakang di atas kita dapat menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1.2  1 bagaimana penerapan manajemen risiko dalam asuransi?
1.2.2 apa saja risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi
1.2.3 bagaimana cara manajer asuransi mengatasi risiko?
1.3  tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memahami penerapan manajemen resiko dalam asuransi
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 penerapan manajemen resiko dalam asuransi
       Asuransi tidak lepas dari manajemen risiko. Mekanisme manajemen risiko melalui risk transfer/risk sharing. Asuransi berperang menanggung risiko pihak lain (risk transfer) atau sebagai pengelola risiko yang ditanggung bersama (risk sharing).
       Konsep manajemen resiko tidak boleh dicampur adukkan dengan konsep asuransi, karena keduanya mempunyai ruang lingkup atau cakupan yang berbeda. Namun asuransi merupakan bagian dari manajemen resiko karena asuransi merupakan salah satu cara penanggulangan resiko sebagai hasil perumusan strategi penanggulangan resiko dari manajemen resiko
       Manajemen Resiko dalam asuransi adalah peninjauan resiko dari sudut pandangan seorang manajer asuransi (risk manager). Risiko yang ada dalam masyarakat bisa dilihat dari dua segi yaitu:
!. pembelian asuransi (pemegang polis)
2. penjual asuransi (perusahaan asuransi)
Tujuan penerapan manajemen risiko di industri asuransi pada dasarnya tidak berbeda dengan industri lainnya yakni agar dapat meminimalisir dan mengelola risiko yang berdampak negatif pada tujuan, visi, dan misi perusahaan. Dalam teori dasar manajemen risiko, tahapan-tahapannya adalah menentukan konteks (ruang lingkup dan tujuan), identifikasi risiko, analisa risiko, dan mengontrol risiko. Karena risiko bersifat dinamis, maka harus selalu dilakukan review dan monitoring.
Untuk menerapkannya, maka diperlukan pedoman manajemen risiko yang bisa berisi kebijakan dan prosedur manajemen risiko. Selain itu harus ada pelaksananya sehingga diperlukan struktur organisasi manajemen risiko dan siapa saja yang terlibat di dalam penerapannya.
Untuk tiap jenis perusahaan bisa berbeda-beda bentuknya, baik kebijakan, prosedur, struktur organisasi, maupun orang-orang yang terlibat. Dalam hal struktur misalnya, untuk perusahaan besar mungkin memerlukan satu unit khusus untuk menangani menajemen risiko. Namun bagi perusahaan lain, fungsi-fungsi manajemen risiko bisa ‘ditempelkan’ pada unit-unit dalam perusahaan.
Dalam operasionalisasi perusahaan asuransi selama ini, surveyor adalah mereka yang dianggap berada di unit manajemen risiko. Tugasnya melakukan survey terhadap objek yang akan diasuransikan. Surveyor melakukan analisis terhadap objek tersebut dan menyimpulkan tingkat risikonya. Jika dianggap perlu, surveyor bisa merekomendasikan perbaikan (risk improvement) objek tersebut agar dilakukan oleh calon tertanggung. Rekomendasi ini dalam rangka mereduksi peluang risiko atau mengurangi dampaknya jika kerugian terjadi.
Survey risiko adalah salah satu aplikasi kontrol risiko dalam manajemen risiko yang diterapkan di dunia asuransi. Sejatinya, dunia asuransi dilingkari dengan risiko-risiko yang jika tidak ditangani secara benar, akan menganggu kelangsungan perusahaan. Tentu risiko utama terletak pada unit operasional.
Umumnya perusahaan asuransi memfokuskan pada seleksi risiko (underwriting). Jika berbicara risiko underwriting, manajemen risiko dilakukan sejak permintaan penutupan dari tertanggung, sampai keputusan menolak atau menerima pertanggungan. Tidak berhenti di situ, proses manajemen risiko harus dilakukan sampai penerbitan dan penyerahan polis kepada tertanggung.
Pelaksanaan survey adalah bagian dari proses manajemen risiko underwriting. Survey juga merupakan aplikasi prinsip kehati-hatian (prudent underwriting) yang selalu menjadi paradigma para underwriter. Upaya lain proses manajemen risiko adalah penempatan reasuransi secara tepat kepada perusahaan reasuransi yang terpercaya.Namun demikian tidak hanya itu risiko-risiko dalam perusahaan asuransi. Sama dengan perbankan yang tidak cuma menghadapi risiko kredit. Risiko pasar juga bisa menjadi ancaman. Ketidakpastian pasar dan kondisi perekonomian bisa menjadi masalah tersendiri bagi perusahaan asuransi yang harus bisa diperhitungkan dan dikendalikan secara cermat.
Dari sisi lain juga kita bisa lihat bahwa asuransi adalah bisnis jasa atau bisnis ‘penuh janji’. Perusahaan asuransi memasarkan produk intangible atau produk yang tidak bisa dilihat. Yang dijual adalah janji akan mengganti kerugian tertanggung jika memenuhi syarat dan ketentuan polis.
Yang paling mudah merontokkan reputasi perusahaan asuransi umumnya disebabkan kekecewaan nasabah saat mengurus klaim. Dua hal berkaitan klaim, klaim ditolak atau pengurusan yang rumit. Mitigasi yang dapat dilakukan adalah memberikan pelayanan terbaik. Standar pelayanan minimal tidak dapat diandalkan di tengah persaingan ketat. Harus cepat tanggap terhadap keluhan dan menyempurnakan pelayanan
2.2 risiko dalam perusahaan asuransi
2.2.1 Risiko Reputasi
Ada risiko reputasi atau nama baik (brand name) yang jika tidak dikelola dengan tepat akan menjadi risiko yang mematikan (killer risk). Seperti diketahui bahwa sudah mulai ada anggapan bahwa asuransi itu kalau membayar premi bisa lewat ATM, tapi jika mengurus klaim lewat kantor polisi. Persepsi negatif ini perlu dieliminasi dengan teknik-teknik manajemen risiko yang tepat.
Ketakutan dari konsumen adalah klaim tidak dibayar atau sulit mengurus klaim. Perusahaan dengan reputasi baik akan memiliki keunggulan di hadapan nasabah. Perusahaan asuransi sangat kuatir jika reputasinya hancur. Dalam riset Economist Intelligent Unit tahun 2005, eksekutif perusahaan dunia menyatakan bahwa reputasi menjadi prioritas puncak dibandingkan risiko lainnya.
Yang dibutuhkan adalah membangun reputasi, bukan sekedar membentuk citra. Reputasi berkembang lebih lambat daripada membentuk citra (Rochette, 2007). Kepercayaan nasabah dibentuk oleh reputasi.Salah satu yang digunakan sebagai alat jualan oleh perusahaan asuransi adalah pengakuan atau penghargaan, baik itu dari institusi maupun dari konsumen. Sarana publikasi melalui berbagai cara seperti di media massa, annual report, situs internet, media komunikasi perusahaan, atau memajang penghargaan di ruang tamu/lobby kantor..
Sebagai institusi yang menerima pemindahan risiko, perusahaan asuransi harus menerapkan manajemen risiko secara lebih berhati-hati, komprehensif dan mempertimbangkan berbagai faktor untuk meminimalisir ketidakpastian.
Berbagai jenis risiko yang menghadang perusahaan asuransi seperti juga perusahaan di sektor lain. Risiko yang dihadapi mencakup risiko bisnis yang cenderung spekulatif, risiko murni yang terkait kekayaan perusahaan termasuk SDM, dan risiko tanggung jawab hukum.
2.2.2 Risiko spekulatif
Pertama, risiko salah kelola yaitu salah memilih eksekutif yang menjalankan roda perusahaan seperti tidak memiliki kompetensi maupun tidak punya integritas yang justru mengakibatkan kerugian perusahaan. Risiko ini bisa ditekan melalui penunjukkan jasa head hunter untuk merekrut direksi perusahaan.
Kedua, risiko di bidang organisasi dan SDM yaitu dalam hal penyusunan struktur organisasi, analisa jabatan, uraian tugas, dan tanggung jawab serta recruitment, training maupun pengembangan SDM perusahaan.Salah satu cara untuk meminimalkan risiko ini adalah dengan melakukan tes ilmu pengetahuan lalu melakukan penuhan syarat-syarat calon pegawai oleh konsultan psikologi maupun bagi pegawai yang akan dimutasi / dipromosi. Sesuai dengan ketentuan perundangan biaya untuk pelatihan SDM asuransi minimal 5 % dari total biaya pegawai.
Ketiga, risiko di bidang teknik seperti menciptakan produk asuransi yang justru merugikan atau struktur biaya produk tertentu yang menjadikan premi tidak bersaing dan gagal memperoleh dukungan reasuransi ataupun salah memilih perusahaan reasuransi.Ketentuan yang mengharuskan perusahaan asuransi melaporkan dan menjelaskan produk baru kepada regulator akan meminimalisir risiko ini dengan adanya second opinion yang obyektif maupun rechecking atas premi yang ditawarkan apakah mahal, murah atau memadai. Termasuk dalam risiko ini adalah dalam melakukan seleksi risiko  ( underwriting )Selain melakukan seleksi teknis / fisik, perusahaan asuransi harus menerapkan seleksi risiko finansial. Seleksi ini dapat mencegah terjadinya.kejahatan asuransi seperti kerugian yang disengaja. Misalnya pembakaran obyek pertanggungan, kapal dan muatan ditenggelamkan. Penerapan prinsip mengenal nasabah dapat mengurangi terjadinya risiko jenis ini.
Keempat, risiko pemasaran termasuk kekeliruan dalam menetapkan program pemasaran yang mencakup penetapan premi termasuk syarat pembayaran, pemilihan saluran distribusi serta program promosi. Risiko besar yang akan dihadapi perusahaan asuransi di tanah air adalah dampak globalisasi yang akan mengesahkan masuknya pemain asuransi asing tanpa harus mendirikan perusahaan di Indonesia.
Kelima, last but not least, risiko finansial khususnya yang terkait dengan solvabilitas. Risiko ini diperhitungkan dalam penetapan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum yang terkait dengan perhitungan risk based capital ( RBC ).
Untuk risiko atas kekayaan maupun SDM perusahaan, seperti lazimnya perusahaan tertanggung, harus dibuat program asuransinya. Lazimnya, dikerjasamakan dengan asuransi lain. Untuk SDM sudah tentu harus disusun suatu program kesejahteraan karyawan yang mencakup dana pension, tunjangan hari tua, asuransi jiwa, asuransi kecelakaan diri, asuransi kesehatan dll. plus jaminan sosial tenaga kerja.Risiko tanggung jawab hukum merupakan risiko umum / universal yang dihadapi semua perusahaan terhadap kemungkinan tuntutan dari berbagai pihak termasuk nasabah, lembaga konsumen asuransi, reasuransi maupun tuntutan dari pemegang saham.
2.2.3 risiko murni
            Risiko murni yaitu risiko yang hanya ada kemungkinan kerugian. Seorang pemilik rumah terbuka. Kemungkinan terhadap kemungkinan kerugian karena kebakaran. Risiko ini hanyalah mempunyai kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai kemungkinan untung. Semua orang berharap umur panjang, tetapi dia mungkin mati muda. Resiko ini adalah juga resiko murni karena hanya bergerak ke satu arah kemungkinan kerugian.
Secara keseluruhan, hampir di setiap unit dalam perusahaan asuransi menghadapi risiko. Untuk itu, manajemen risiko di asuransi nantinya tidak sekedar dalam bentuk kebijakan, prosedur, dan struktur organisasi. Penerapan manajemen risiko sebisa mungkin diarahkan menjadi budaya perusahaan. Dengan demikian harus dikomunikasikan kepada manajemen dan semua karyawan.
Sudah saatnya kalangan asuransi merumuskan risiko-risiko yang berpotensi menganggu kelangsungan perusahaan. Lebih dari itu, manajemen risiko dilakukan dengan mempersiapkan rencana darurat (contingency plan) atas risiko-risiko yang kemungkinan terjadinya cukup tinggi dan dampaknya besar. Dengan demikian, risiko yang mengancam tujuan perusahaan bisa dikendalikan dengan baik.
Risiko murni yang dihadapi seseorang, keluarga, perusahaan dan organisasi lain dapat digolong-golongkan kedalam risiko pribadi, risiko harta, dan risiko pertanggung jawaban. Risiko pribadi adalah risiko kemungkinan kerugian atas diri orang itu, seperti kematian atau cacat. Risiko tanggung gugat (risiko pertanggung jawaban) adalah kemungkinan bertanggung jawab secara hukum untuk membayar kerusakan terhadap seseorang atau barang lain.
2.3 tugas manajer asuransi mengatasi risiko
       Bagi seorang manajer asuransi yang penting untuknya adalah melihat resiko dari segi pembeli asuransi. Usaha yang harus dijalankannya adalah terutama harus menitik beratkan pada prevention of loss, oleh karena itu, banyaknya resiko bisnis di dalam masyarakat yang harus dihadapi. Bila kita melihat padaperusahaan-perusahaan niaga ada bagian asuransi tersendiri. Fungsi pimpinan bagian asuransi adalah untuk memikirkan bagaimana caranya agar risiko dapat ditangani. Apakah dengan jalan mempertanggungkan atau dengan menggunakan self insurance (asuransi sendiri).
Risk management bisa timbul dalam masyarakat bila mana
A.      Perusahaan-perusahaan-perusahaan berkembang terutama perusahaan industri. Karena meluasnya industri akan menyebabkan risiko yang ada dalam asuransi bertambah “kompleks”
B.       Dengan majunya perindustrian, paka hazard akan bertambah besar
C.       Perlu adanya bagian tersendiri dalam nperusahaan guna mengatur resiko-resiko
Masalah manajemen merupakan persoalan pokok bagi Negara Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang. Maju mundurnya suatu perusahaan asuransi, tidak tergantung pada aktivitasnya saja (operation), tetapi juga banyak dipengaruhi oleh soal-soal yang menyangkaut ketatalaksanaan (management)
Bila mana kita lihat perusahaan asuransi umum yang ada di Indonesia, maka masalah yang dihadapi o9leh perusahaan asuransi adalah:
1.        Masalah internal
a.       Lock of management skill, lock of modern atministration
b.      Kurang latiha, pengalaman, skill dan technical knowhow
c.       Kurangnya tenaga kerja yang berkualitas, accepiablw, dan capable
d.      Kurang kesenangan bekerja yang disebabkan oleh rendahnya tingkat upah serta biaya-biaya penghidupan yang meningkat setiap harinya
e.        Persoalan tingkat tariff yang konstan (fixed), sedangkan biaya-biaya asuransi meningkat terus (cost of insurance)
2.        Masalah eksternal
Factor ekstenr juga berpengaruh pada operasi perusahaan asuransi misalnya factor-faktor yang disebabkan oleh::
1.      Keadaan ekonomi yang tidak stabil, terutama membawa pengaruh pada hasrat menabung serta untuk melaksanakan investment (fixed investment).
2.      Karena pengaruh keadaan moneter dan kebijaksanaan keuangan pemerintah (perpajakan)
3.      Aspek undang-undang serta bertambah besarnya pengawasan Negara untuk campur tangan dalam perusahaan-perusahaan asuransi.
Bagaimanapun juga kedua factor tersebut di atas, baik yang bersifat intern maupun bhersifat ekstern, member pengaruh tertentu kepada p[ertumbuhan perusahaan asuransi, terutama bagi Negara Indonesia yang sedang menuju kepada tinggal landas (take off) dalam pembangunan ekonominya, untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur
Tugas manager asuransi
Manager asuransi yang ada dalam suatu perusahaan harus memperhatikan hal-hal berikut ini yaitu:
1.        Menentukan serta menganalisis resiko yang dihadapi oleh perusahaan (to determine and analyze the risk). Untuk menentukanbesarnya resiko ditentukan pula tindakan-tindakan yang harus dijalankan. Misalnya, de3ngan prevention of loss yaitu umpamanya membuat sebuah gedung yang tahan akan aip (fire insurance)
2.        Apakah resiko itu kita tanggulangi dengan jalan:
A.    Mengansumsikan (resiko dibebankan pada perusahaan asuransi)
B.     Self insurance, kita tanggung sendiri resiko yang terjadi dan tidak dipindahkan pada perusahaan asuransi. Umpamanya pada perusahaan pengangkutan yang menggunakan self insuranceuntuk semua alat-alat yang dimilikinya:
Caranya adalah dengan mengadakan cadangan, yaitu “cadangan asuransi” di mana tujuannya utntuk mengganti peralatan yang telah disusutkan nilainya
Hanya perusahaan-perusahaan besarlah yang bisa menjalankan self assurance, karena pada perusahaan besar berlakuthe law of large number
C.     Assume of risks, resiko yang munkin timbul tidak dipertanggungkan, yaitu se cara untung-untungan saja (spekulasi)
3.        Risk manajer harus mengetahui serta paham akan ilmu asuransi
Ketiga factor di atas adalah fungsi pokok yang harus diketahui dan dimengerti oleh manajer asuransi, oleh karena dalam hal ini risk manajer harus melihat:
a.       Kerugian-kerugian yang mungkin timbul
b.      Menilai kerugian yang sesungguhnya (actual losses)
c.       Berusaha untuk mengadakan prevention of loss
d.      Mengestimasi real loss dengan expected loses






BAB III
PENUTUPAN
3.1    Kesimpulan
       Manajemen Resiko dalam asuransi adalah peninjauan resiko dari sudut pandangan seorang manajer asuransi (risk manager). Asuransi tidak lepas dari manajemen risiko. Mekanisme manajemen risiko melalui risk transfer/risk sharing. Asuransi berperang menanggung risiko pihak lain (risk transfer) atau sebagai pengelola risiko yang ditanggung bersama (risk sharing).
Tujuan penerapan manajemen risiko di industri asuransi pada dasarnya tidak berbeda dengan industri lainnya yakni agar dapat meminimalisir dan mengelola risiko yang berdampak negatif pada tujuan, visi, dan misi perusahaan. Dalam teori dasar manajemen risiko, tahapan-tahapannya adalah menentukan konteks (ruang lingkup dan tujuan), identifikasi risiko, analisa risiko, dan mengontrol risiko. Karena risiko bersifat dinamis, maka harus selalu dilakukan review dan monitoring.
       Bagi seorang manajer asuransi yang penting untuknya adalah melihat resiko dari segi pembeli asuransi. Usaha yang harus dijalankannya adalah terutama harus menitik beratkan pada prevention of loss, oleh karena itu, banyaknya resiko bisnis di dalam masyarakat yang harus dihadapi. Bila kita melihat padaperusahaan-perusahaan niaga ada bagian asuransi tersendiri. Fungsi pimpinan bagian asuransi adalah untuk memikirkan bagaimana caranya agar risiko dapat ditangani. Apakah dengan jalan mempertanggungkan atau dengan menggunakan self insurance (asuransi sendiri).
3.2  Saran
3.2.1        Bagi perusahaan asuransi
Manajer asuransi harus lebih teliti mengidentifikasi risiko-risiko yang ada dalam asuransi. Manajer risiko selayaknya memikirnya dampak yang akan diambil dalam setiap mengambil keputusan.
3.2.2        Bagi masyarakat
Bagi masyarakat sudah semestinya harus lebih mengetahui tentang asuransi serta mengetahui cara kerja perusahaan asuransi dalam mengelola risiko-risiko yang dihadapinya.
3.2.3        Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa lebih aktif dalam mencari informasi mengenai risiko-risiko yang dihadapi oleh manajer asuransi dalam mengelola risiko-risiko supaya perusahaan asuransi bisa berkembang serta mampu bertahan dalam berbagai situasi.

3 komentar:

  1. Makalah ini sangat membantu sy dalam mengerjakan tugas, terimakasih

    BalasHapus
  2. terimakasih banyak untuk papernya , sangat membantu

    BalasHapus