Rabu, 25 Februari 2015

Pengembangan Sumber Daya Manusia



https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSouT4e7hfEJ-kSRXP54RQ01VeZPoTovDBBnhvsmERhVCdke9Ub5g



Pengembangan Sumber
Daya Manusia
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas
manajemen sumber daya manusia



                                            Nama kelompok:
                                            1.
                                            2. Ages Agnesi Pinky Nuryansa  (130810201038)
                                            3.zazilatul mu’mila                      (130810201072)


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAR EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
2014



Kata Pengantar

            Atas nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang, kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya karena rahmat, taufik serta hidayahnya, sehingga kami bisa  menyelesaikan makalah manajemen sumber daya manusia kami yang berjudul “Pengembangan Sumber Daya Manusia” dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah manajemeen sumber daya manusia ini, kami dibantu oleh berbagai pihak sehingga kesulitan yang kami hadapi dalam proses pembuatan makalah ini bisa diatasi dengan baik dan selesai pada waktu yang telah ditentukan. Tak luput Kami mengucapkan terima kasih atas  berbagai pihak yang telah membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini.
            Dalam pembuatan makalah manajemen sumber daya manusia ini, kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dari segi bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu, kami membuka tangan kepada para pembaca untuk memberikan kritik serta saran untuki memperbaiki makalah ini supaya lebih baik.
            Kami berharap makalah manajemen sumber daya manusia ini, bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca, serta menjadi inspirasi untuk mengembangkan pengetahuan pembaca tentang pengembangan sumber daya manusia.
Jember, 23 Oktober 2014
penyusun




                                                         

                                              BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Dalam mengembangkan perusahaan, bukan hanya bahan baku saja yang penting melainkan manusia juga penting. Karena untuk mengembangkan produk serta menggunakan fasilitas seperti peralatan serta perlengkapan membutuhkan manusia sebagai factor utama untuk mengolah semua masukan produksi sehingga menjadi produk yang siap untuk dijual.
Masalah penting yang menjadi perhatian berbagai kalangan berkaitan dengan pendidikan adalah masalah kualitas. Sejalan dengan perkembangan zaman dan persaingan global, tuntutan akan kualitas pendidikan semakin mengemuka. Kekhawatiran akan beratnya persaingan sumber daya manusia Indonesia di era global mendatang menjadi salah satu alasan tuntutan tersebut. Oleh karena itu upaya melahirkan sumber daya manusia yang unggul, kompetitif, dan berkarakter merupakan sebuah keharusan untuk dapat bersaing di era global itu.
Untuk mendapatkan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan perusahaan maka, perlu menggunakan sumber daya manusia y6ang unggul serta berkualitas. Semberdaya manusia yang unggul dan berkualitas diperoleh dari pengmbangan sumber daya manusia
Pengembangan sumbe daya manusia yaitu dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan.  Dengan program pelatihan yang efektif dan efisien, maka kemampuan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan nonformal yang dimiliki manusia akan turut meningkatkan kemampuan dan penguasaan akan pekerjaannya yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas kerja yang baik.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimakuksud dengan sumber daya manusia?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan pengembangan sumber daya manusia?
1.2.3 Bagaimana langkah mengembangkan sumber daya manusia?
1.2.4 Apa manfaat dari pengembangan sumber daya manusia?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu supaya para pembaca lebih memahami  mengenai pengembangan sumber daya manusia. Manusia adalah factor utama penentu keberhasilan suatu tujuan. Dengan pengembangan sumber daya manusia maka dapat dicapai efisiensi serta efektifitas tenaga kerja dalam suatu kegiatan.













PEMBAHASAN
BAB II

2.1         Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri serta organisasi.
Sebagai ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri-organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku adalah bidang kajian ilmu psikologi.
Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka.

2.2 Pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan SDM adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh perusahaan, agar pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan. pengembangan sumber daya manusia(human resources development) sebagai serangkaian aktivitas yang sistematis dan terencana yang dirancang oleh organisasi untuk memberikankesempatan kepada anggotanya untukmempelajari keahlian yang diperlukanuntuk memenuhi persyaratan kerja saat inidan yang akan dating
Armstrong (1997:507) menyatakan sebagai berikut: “Pengembangan sumber daya manusia berkaitan dengan tersedianya kesempatan dan pengembangan belajar, membuat program-program training yang meliputi perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi atas program-program tersebut”.
McLagan dan Suhadolnik (Wilson, 1999:10) mengatakan: “HRD is the integrated use of training and development, career development, and organisation development to improve individual and organisational effectiveness”. (Terjemahan bebas: Pengembangan SDM adalah pemanfaatan pelatihan dan pengembangan, pengembangan karir, dan pengembangan organisasi, yang terintegrasi antara satu dengan yang lain, untuk meningkatkan efektivitas individual dan organisasi).
Definisi senada dikemukakan oleh Mondy and Noe (1990:270) sebagai berikut: “Human resorce development is a planned, continuous effort by management to improve employee competency levels and organizational performance through training, education, and development programs” (Terjemahan bebas: Pengembangan SDM adalah suatu usaha yang terencana dan berkelanjutan yang dilakukan oleh organisasi dalam meningkatkan kompetensi pegawai dan kinerja organisasi melalui program-program pelatihan, pendidikan, dan pengembangan).
Sedangkan Harris and DeSimone (1999:2) mengatakan sebagai berikut: “Human resource development can be defined as a set of systematic and planned activities designed by an organization to provide its members with necessary skills to meet current and future job demands”. (Terjemahan bebas: Pengembangan SDM dapat didefinisikan sebagai seperangkat aktivitas yang sistematis dan terencana yang dirancang oleh organisasi dalam memfasilitasi para pegawainya dengan kecakapan yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, baik pada saat ini maupun masa yang akan datang).
Sementara itu, Stewart dan McGoldrick (1996:1) mengatakan: “Human resource development encompasses activities and processes which are intended to have impact on organisational and individual learning”. (Terjemahan bebas: Pengembangan SDM meliputi berbagai kegiatan dan proses yang diarahkan pada terjadinya dampak pembelajaran, baik bagi organisasi maupun bagi individu).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa Pengembangan SDM adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam memfasilitasi pegawai agar memiliki pengetahuan, keahlian, dan/atau sikap yang dibutuhkan dalam menangani pekerjaan saat ini atau yang akan datang. Aktivitas yang dimaksud, tidak hanya pada aspek pendidikan dan pelatihan saja, akan tetapi menyangkut aspek karir dan pengembangan organisasi. Dengan kata lain, PSDM berkaitan erat dengan upaya meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan/atau sikap anggota organisasi serta penyediaan jalur karir yang didukung oleh fleksibilitas organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
Mengingat tujuan Pengembangan SDM berkaitan erat dengan tujuan organisasi, maka program-program yang dirancang harus selalu berkaitan erat dengan berbagai perubahan yang melingkupi organisasi, termasuk kemungkinan adanya perubahan-perubahan dalam hal pekerjaan serta yang lebih penting berkaitan erat dengan rencana strategis organisasi sehingga sumber-sumber daya organisasi yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Salah satu bidang penting dalam manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Intensitas dunia pendidikan berhubungan dengan manusia dapat dipandang sebagai suatu perbedaan penting antara lembaga pendidikan dengan organisasi lainnya. Anggapan ini sejalan dengan pernyataan Sergiovanni, et.al dalam
2.3         Langkah-Langkah yang Ditempuh dalam Mengembangkan Sumber Daya Manusia
2.3.1  Penentuan Kebutuhan
Merupakan kenyataan bahwa anggaran yang harus disediakan untuk membiayai kegiatan pelatihan dean pengembangan tersebut sungguh-sungguh dapat dibenarkan, perlu adanya jaminan terlebih dahulu bahwa kegiatan pelatihan dan pengembangan tersebut sudah nyata-nyata diperlukan. Artinya pelatihan dan pengembangan tertentu hanya diselenggarakan apabila kebutuhan didasarkan pada analisis yang tepat.
Dalam mengidentifikasikan kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan terdapat tiga pihak yang turut terlibat. Pihak pertama adalah satuan organisasi yang mengelola sumber daya butuhan. Organisasi sebagai keseluruhan baik untuk kepentingan sekarang maupun dalam rangka mempersiapkan organisasi menghadapi tantangan masa depan. Pihak kedua adalah para manajer satuan kerja. Karena para manajer itulah yang sehari-hari memiumpin para karyawan dank arena mereka pulalah yang paling bertanggungjawab atas keberhasilan atau kegagalan satuan-satiuan kerja yang dipimpinnya, merekalah yang dianggap paling mengetahui kebutuhan pelatihan dan pengembangan apa yang diperlukan. Pihak ketiga adalah para pegawai yang bersangkutan sendiri. Banyak organisasi yang memberikan kesempatan kepada para pegawainya untuk mencalonkan diri sendiri mengikuti program pelatihan dan pengembangan tertentu. Titik tolak pemberian kesempatan ini adalah para pegawai yang sudah dewasa swecara intelektual mengetahui kelemahan-kelemahan yang masih terdapat dalam diri masing-masing
Informasi kebutuhan dan keinginan ketiga pihak itulah yang kemudian dibahas bersama bagian pelatihan dan pengembangan pegawai. Sumber-sumber informasi tersebut antara lai adalah sebagai berikut :
a.              Perencanaan karier pegawai yang telah disusun sebelumnya
b.             Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan
c.              Catatan tentang produksi
d.             Berbagai laporan tentang keluhan, keselamatan kerja dan statistic kemangkiran
e.              Data mutasi pegawai
f.              Hasil “exit interview”
Yang kesemuanya dapat memberikan petunjuk tentang adanya berbagai ragam permasalahan yang diperkirakan dapat dipecahkan melalui penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan
2.3.2  Penentuan Sasaran
Berdasarkan analisis akan pelatihan dan pengembangan, berbagai sasaran ditetapkan. Sasaran yang ingin dicapai itu dapat bersifat teknikal akan tetapi dapat pula menyangkut keperilakuan. Atau mungkin kedua-duanya. Berbagai sasaran tersebut harus dinyatakan sejelas dan sekongkrit mungkin. Baik bagi para pelatih maupun para peserta.
Bagi penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan gunanya mengetahui sasaran tersebut ialah:
1.             Sebagai tolok ukur kelak untuk menentukan berhasil tidaknya program pelatihan dean pengembangan
2.             Sebagai bahan dalam usaha menentukan langkah selanjutny6a seperti isi program dan metode pelatihan yang akan digunakan.
Kejelasan sasaran juga akan sangat berguna dalam hal program pelatihan dan pengembangan ternyata kurang dianggap berhasil terutama sebagai umpan balik bagi bagian yang mengelola sumber daya manusia, baik mengenai programnya maupun mengenai pesartanya.
2.3.3   Penentuan Program
Dalam program pelatihan dan pengembangan jarus jelas diketahui apa yang ingin dicapai. Salah satu sasaran yang ingin dicapai adalah mengajarkan keterampilan tertentu yang pada umumnya berupa keterampilan baru yang belum dimiliki oleh p[ara pekerja padahal diperlukan dalam pelaksanaan tugas dengan baik. Mungkin p[ula pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan dimaksud untuk mengajarkan pengetahuan baru. Bahkan sangat mungkin yang diperlukan adalah perubahan sikap dan perilaku dalam pelaksanaan tugas
Dalam hubungan ini penting untuk diperhatikan bahwa melalui penyelenggaraan program pelatihan dan pengembangan dua kepentiohan harus sama-sama terpenuhi. Kepentingan pertama adalah kepentingan organisasi yang tercermin pada peningkatan kemampuan organisasi mencapai tujuannya. Kepentingan kedua adalah kepentingan para pegawai peserta pelatihan dan p0engembangan yang apabila tidak terpenuhi akan berakibat pada kurangnya motivasi, juga melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya
2.3.4 Prinsip-Prinsp Belajar
Pada akhirnya hasil yang dicapai lah yang dapat digunakan sebagai tolok ukur tentang tepat tidaknya prinsip-prinsip belajar yang diterapkan dalam suatu program pelatihan dan pengembangan. Dengan kata lain, yang diharapkan terjadi adalah berlangsungnya proses belajar mengajar dengan cepat karena peserta pelatihan dan pengembangan merasa bahwa prinsip belajar yang diterapkan tepat.
Dikalangan para pakar pelatihan dan pengembangan telah umum diterima pendapat yang mengatakan bahwa pada dasarnya prinsip belajar yang layak dipertimbangkan untuk bditerapkan berkisar pada lima hal, yaitu partisipasi, repetisi, relevansi, pengalihan dan umpan balik.
2.3.5   Pelaksanaan Program
Perlu ditekankan bahwa sesungguhnya penyelenggaraan program pelatihan dan pengembangan sangat situasional sifatnya. Artinya, dengan penekanan pada perhitungan kepentingan organisasi dalam kebutuhan para peserta, penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah dibahas dimuka dapat berbeda dalam aksentuasi dan intensitasnya yang p0ada gilirannya tercermin pada penggunaan teknik-teknik tertentu dalam proses belajar-mengajar. Di samping itu, suatu teknik mengajar dapat berupa pelatihan bagi bsekelompok peserta, tetapi berupa pengembangan bagi sekelompok peserta yang lain pada hal sama-sama mengikuti program yang sama.
Tepat tidaknya suatu teknik mengajar digunakan sangat tergantung pada berbagai pertimbangan yang ingin ditonjolkan seperti kehematan dalam pembiayaan, materi program, tersedianya fasilitas tertentu, preferensi dan kemampuan peserta, preferensi dan kemampuan pelatih dan prinsip-prinsip belajar yang hendak diterapkan.berikut ini adalah teknik melatih yang sudah umum dikenal dan digunakan dewasa ini
1.             pelatihan dalam jabatan, pelatihan dalam jabatan pada dasarnya berarti penggunaan teknik pelatihan dimana para peserta dilatih langsung ditempatnya bekerja. Sasarannya adalah meningkatkan kemampuan peserta latihan mengerjakan tugasnya yang sekarang. Yang bertindak sebagai pelatih bisa seorang pelatih formal, atasan langsung atau rekan sekerja yang lebih senior dan lebih berpengalaman.
Para ahli pelatihan sering menggunakan teknikn ini karena semua prinsip belajar telah dibahas di muka, yatu parsitipasi, repetisi, relevansi, pengalihan dan umpan balik diterapkan secara intensif. Hasilnya pun pada umumnya memuaskan dalam arti terjadinya praktek,
2.             rotasi pekerjaan, jika maksud penyelenggaraan pelatihan adalah untuk menjamin kontuinitas kegiatan organisasi mkeskipun ada pegawai yang cuti atau berhenti, rotasi pekerjaan sebagai teknik pelatihan sering digunakan. Menggunakan teknik ini berarti bahwa para pegawai dilatih mengerjakan beraneka ragam tugas dengan prinsip partisipasi dan pengalihan kemampuan, para pegawai pada umumnya tidak menghadapi kesukaran untuk dialihkan tugaskan, baik secara permanen maupun untuk sementara waktu.
3.             Sistem magang, banyak organisasi yang menerapkan sistemj magang bagi para karyawannya. Pengalaman menunjukkan bahwa system magang dapat mengambil berbagai bentuk, yang penerapannya situasional.
4.             Sistem ceramah, penyelenggaraan suatu program latihan dan pengembangan dengan menerapkan system ceramah dapat dikatakan sebagai salah satu system yang paling rua dan juga paling popular. Pengamatan menunjukkan bahwa tewrdapat dua alas an mengapa hal demikian terjadi. Pertama, penyelenggaraan relative murah karena ceramah dapat diikuti oleh para pegawai dalam jumlah yang relative besar. Kedua, materi pelajaran dapat dipersiapkan dengan baik oleh penceramah sebelum ceramah berlangsung dan materi tersebut dapat digunakan berulang kali, meskipun setiap kali dilakukan juga penyesuaian-penyesuaian tertentu.
Ceramah dapat diberikan dengan berbagai variasi. Misalnya, tanpa Tanya jawab, dengtan Tanya jawab, tanpa atau dengan alat peraga seperti film, slide, overhead projector, dan video. Meskipun sangat lumrah digunakan dalam berbagai program pelatihan dan pengembangan pegawai, sesungguhnya telah terbukti bahwa cara ini merupakan cara yang paling tidak efektif. Penyebab utamanya adalah bahwa berbagai prinsip belajar yaitu,parsitipasi, repetisi, pengalihan dan umpan balik nyaris tidak diterapkan.
5.             Pelatihan vestibule, adalah metode p0elatihan untuk meningkatkan keterampilan, terutama yang bersifat teknikal, ditempatkan pekerjaan, akan tetapi tanpa mengganggu kegiatan organisasi sehari-hari. Skenario penggunaan adalah sebagai berikut: organisasi menyediakan lokasi tertentu dalam organisasi untuk meniru kegiatan-kegiatan yangberlangsung dalam organisasi yang bersangkutan. Akan tetapi karena lokasi meniru itu disediakan khusus, kegiatan-kegiatan yang sebenarnya tidak terganggu sama sekali
6.             Role-playing, metode ini sering digunaakan apabila sasaran pelatihan bukan terutama peningkatan keterampilan, melainkan yang menyangkut keperilakuan, terutama yang berwujud kemampuan menumbuhkan sikap empati dan melihat suatu dari kaca mata orang lain. Teknik penggunaan adalah dengan mengharuskan peserta pelatihan terlibat dalam suatu permainan dimana seseorang memainkan peranan pihak lain tertentu yang memiliki kepentingan yang seolah-olah bertolak belakang dengan kepentingan sendiri.
7.             Studi kasus, penggunaan studi kasus dewasa ini sering digunakan sebagai metode pelatihan, terutama bagi para manager atau calon manajer yangt kemampuannya mengambil keputusan dan/atau memecahkan masalah merupakan sasaran pokok. Penggunaan studi kasus sebagai instrument pelatihandeapat mempunyai dua makna. Pertaama, peserta pelatihan mempelajari situasi problematic tertentu dan cara orang lain mengatasi situasi tersebut. Kedua, peserta pelatihan menganalisa sendiri situasi problematik itu dan mengambil keputusan tentang cara-cara tebaik untuk mengatasinya.
8.             Stimulasi teknik ini merupakan suatu bentuk pelatihandengan menggunakan suatu alat mekanikal yang identik betul dengan alat yang akan digunakan oleh peserta pelatihan dalam tugasnya
9.             Pelatihan laboratorium. Apabila manajemen merasa bahwa tukar menukar pengalaman, pemahaman persaan, perilaku, persepsi dan reaksi orang lain dalam berinteraksi dalam pekerjaan, teknik pelatihan yang dipandang tepat untuk digunakan adalah salah satu bentuk pelatihan laboratorium seperti pelatihan kepekaan (sensitivity training) dan teknik-teknik lain yang sejenis
10.         Belajar sendiri, banyak organisasi yang mendorong para karyawannya untuk belajar sendir, akan tetapi tatap terkendali melalui proses belajara yang terprogram. Da;lam penggunaaan teknik ini, organisasi ,mempersiapkan bahan pelajaran yang berbentuk seperti buku pedoman, buku petunjuk, video atau disket yang kesemuanya mengandung bahan-bahan pelajaran yang dianggap penting dikuasai oleh para pegawai
2.3.6   Penilaian Pelaksanaan Program
pelaksanaan suatu program pelatihan dan pengembangan dapat dikatakan berhasil apabila dalam diri para peserta pelathan dan pengembangan tersebut terjadi proses transformasi. Proses transformsi tersebut dapat dinyatakan berlangsung dengan baik apabila terjadi paling sedikit dua hal, yaitu:
a.              peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tigas
b.             perubahan perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin dan etos kerja
Untuk mengetahui terjadi tidaknya perubahan tersebut dikukan penilaian untuk mengukur berhasil tidaknya yang dinilai tidak haya segio-segi teknis saja, akan tetapi segi-segi perilaku.
2.4         Manfaat Pengembangan Sumber Daya Manusia
2.4.1  manfaat untuk organisasi
Bagi organisasiterdapat paling sedikit tujuh manfaat yang dapat dipetik  melalui penyelenggaraan program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia:
1.             peningkatan produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan antara lain, karena tidak terjadinya pemborosan, karena kecermatan melaksanakan tugas, tumbuh suburnya kerja sama antara berbagai satuan kerja yang melaksanakan kegiatan yang berbeda yang bahkan spesilistik, meningkatkan tekad mencapai sasaran yang telah ditetapkan serta lancarnya koordinasi sehingga organisasi bergerak sebagai suatu kesatuan yang bulat dan uth
2.             terwujudnya hubungan yanhg serasi antara atasan dan bawahan antara lain karena adanya pendelegasian wewenang, interaksi yanhg didasarkan pada sikap dewasa baik secara teknikal maupun intelektual, saling menghargai dan adanya kesempatan bagi bawahan untuk berfikir dan bertindak secara inovatif
3.             terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat karena melibatkan para pegawai yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan-kegiatan operasional dan tidak sekedardiperintah oleh para manajer.
4.             Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi.
5.             Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial dan parsitipasif
6.             Memperlancar jalannya komunikasi yang efekfif yang pada gilirannya memperlancar proses perumusa  kebijaksanaan organisasi dan operasionalisasi
7.             Penyelesaian konflik secara frungsional yang dampaknya adalah tumbuh suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan dikalangan para anggota organisasi
2.4.2  manfaat bagi karyawan/pegawai
Di samping manfaat bagi organisasi, pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan yang baik sudah barang tentu bermanfaat pula bagi para anggota organisasi. Pengalaman fdan penelitian menunjukkan adanya paling sedikit sepuluh manfaat bagi para karyawan suatu organisasi yaitu:
1.             Membantu para pegawai membuat keputusan dengan baik
2.             Meningkatkan kemampuan para pekerja menyelesaikan pelbagai masalah yang dihadapinya
3.             Terjadinya internalisasi dan operasional factor-faktor multivasional
4.             Timbulnya dorongan dalam diri para pekerja untuk terusd meningkatkan kemampuan kerjanya
5.             Peningkatan kemampuan pegtawai untuk mengatasi stress, frustasi dan konflik yang pada gilirannya mempoerbesar rasa percaya pada diri sendiri
6.             Tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh para pegawai dalam rangka pertumbuhan masingt-masing secara teknikal dan intelektual.
7.             Meningkatkan kepuasan kerja
8.             Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang
9.             Makin besarnya tekad pekerja untuk lebih mandiri
10.         Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa depan
Seperti telah disinggung di atas, manfaat besar lainnya yang dapat5 dipet5ik melalui penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusia secara baik dalam rangka penumbuhan dan pemeliharaan hubungan yang serasi antara para anggota organisasi. Hal demikian terjadi karena:
1.             Terjadinya proses kmunikasi yang efektif
2.             Adanya persepsi yanhg sama tentang tugas-tugas yang harus diselesaikan
3.             Ketaatan semua pihak kepada berbagai ketentuan yang brersifat normatif, baik yang berlaku umum dan ditetapkan oleh instansi pemerintah yang berwenang maupun yang berlaku khusus dilingkungan suati organisasi tertentu.
4.             Terdapatnya iklim yang baik bagi pertumbuhan seluruh pegawai, dan
5.             Menjadikan organisasi sebagai tempat yang lebih menyenangkan untuk berkarya
Dari berbagai ,manfaat yang dikemukakan di atas, yang sifatnya masih ilustratif dan belum ekshaust5if, dapat ditarik kesimpulamn bahwa penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusia pada karyawan sebagai investasi organisasi bukan hanya wajar akan tetapi mutlak dilakukan.










BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengembangan SDM adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam memfasilitasi pegawai agar memiliki pengetahuan, keahlian, dan/atau sikap yang dibutuhkan dalam menangani pekerjaan saat ini atau yang akan datang.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengembangkan sumber daya manusia yaitu terdiri dari penentuan kebutuhan, penentuan sasaran, penentuan program, prinsip-prinsip belajar, pelaksanaan program, penilaian pelaksanaan program.
Penhyelenggraan pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangat bermanfaat bukan hanya untuk organisasi melainkan juga para karyawan. penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusia pada karyawan sebagai investasi organisasi bukan hanya wajar akan tetapi mutlak dilakukan.









Daftar Pustaka